Japan International Cooperation Agency
Share
  • 日本語
  • English
  • Français
  • Espanol
  • Home
  • About JICA
  • News & Features
  • Countries & Regions
  • Our Work
  • Publications
  • Investor Relations

Apa Itu Model PRIMA-P? (2)

Lesson Study

Konon Lesson Study berawal pada tahun 1870-an di Jepang. Lesson Study merupakan salah satu pendekatan analisa kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme guru, dengan saling menghadiri dan mengobservasi kelas seorang guru sejawat. Lesson Study terdiri dari tiga tahap, yaitu Rencana (Plan), Observasi (Do), dan Refleksi (See) (Bagan 2). Pada tahap “Rencana” seorang guru atau beberapa guru mempersiapkan rencana pengajaran. Pada tahap “Observasi” guru melakukan pembelajaran terbuka berdasarkan rencana yang sudah disusun untuk dipantau oleh guru-guru yang lain. Pada tahap “Refleksi” semua guru berkumpul dan meninjau pembelajaran tersebut.

Bagan 2
fig

Lesson Study mengulang tiga tahap tersebut terus-menerus. Pada umumnya, pembelajaran terbuka dan pertemuan untuk refleksi dilakukan sebulan sekali.

Ketika SISTTEMS diadopsi di Indonesia, pelaksanaannya kemudian dilakukan sesuai dengan kondisi Indonesia. Lesson Study dilaksanakan, pertama pada tingkat MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) dan kedua pada tingkat sekolah. Perbedaan antara kedua cara ini dijelaskan pada Tabel 1.

Tabel 1 Dua Basis Pelaksanaan Lesson Study dalam SISTTEMS

 Lesson study berbasis MGMPLesson study
berbasis sekolah
PesertaSemua guru mata pelajaran yang sama di tiap kecamatan atau daerahSemua guru di tiap sekolah dengan mata pelajaran yang tidak dibatasi
Basis PelaksanaanMGMP yang disusun di tiap kecamatan atau daerahSekolah
PelaksanaFasilitator yang diseleksi dari para guru.Kepala sekolah atau fasilitator yang diseleksi dari para guru.
FrekuensiSekali dalam dua minggu. Pada umumnya “Rencana” dibuat pada minggu pertama, dan “Observasi” serta “Refleksi” dilaksanakan pada minggu ketiga.Sekali dalam dua minggu. Pada umumnya “Rencana” pada minggu pertama setiap bulan, “Observasi” dan “Refleksi” pada minggu ketiga.

Kedua cara ini masing-masing memiliki keunggulan dan telah menunjukkan hasil yang positif, maka PRIMA-P kemudian memutuskan untuk menerapkan keduanya.

Organisasi dan Pelaksanaan/Mekanisme PRIMA-P

Dalam Program PRIMA-P, beberapa organisasi kemudian dibentuk sebagai bagian dari pelaksanaan program, yakni sebagai berikut:

Tim Sekolah : Di sekolah-sekolah target PRIMA-P didirikan tim pelaksana PRIMA-P (Tim Sekolah). Pada dasarnya Tim Sekolah meliputi seluruh anggota komite sekolah dan kepala sekolah. Akan tetapi, menurut peraturan komite sekolah di Indonesia, kepala sekolah tidak dapat menjadi anggotanya. Oleh karena itu, sebagai mekanisme untuk melibatkan pihak komite sekolah dan kepala sekolah, Tim Sekolah pun kemudian dibentuk sebagai syarat bagi sekolah-sekolah yang terlibat dalam PRIMA-P.

TPK (Tim Pengembangan Pendidikan Kecamatan) : TPK didirikan di tiap kecamatan target PRIMA-P. Anggota TPK terdiri dari pemerintah kecamatan, dinas pendidikan kecamatan, kepala sekolah, guru, orang tua, tokoh masyarakat dan kepala desa.

TIK (Tim Implementasi Kabupaten: Kabupaten Implementation Team) : TIK adalah organisasi yang bertanggung jawab pada pelaksanaan PRIMA-P di tiap kabupaten.

Mekanisme PRIMA-P hampir sama dengan REDIP seperti dijelaskan sebagai berikut (Lihat Bagan 3).

  1. Tim Sekolah dan TPK mempersiapkan proposal.
  2. TIK memeriksa proposal.
  3. Setelah proposal-proposal tersebut disetujui, dinas pendidikan kabupaten kemudian memberikan dana bantuan/block grant (JICA menanggung dana tersebut pada tahap awal).
  4. Tim Sekolah dan TPK melaksanakan kegiatan sesuai dengan yang mereka ajukan di proposal.
  5. TIK mengawasi dan membantu pelaksanaan kegiatan Tim Sekolah dan TPK.
  6. Setelah masa pelaksanaan kegiatan selesai, Tim Sekolah dan TPK mempersiapkan dan menyetorkan laporan kegiatan dan laporan keuangan.

Pada PRIMA-P Lesson Study dipraktekkan pula sebagai bagian dari kegiatan. Di tiap kabupaten, satu TPK dan satu sekolah dipilih untuk menerapkan Lesson Study. JICA mendukung Lesson Study model MGMP pada TPK dan model berbasis sekolah di tiap sekolah yang terpilih.

Bagan 3 : Aliran Pelaksanaan Rencana Kegiatan PRIMA-P
fig

Hubungan Antara Dana Bantuan Sekolah dan PRIMA-P

Di Indonesia program pendidikan yang sedang berlangsung adalah “Bantuan Operasional Sekolah” (BOS) dan “Program Pendidikan Gratis” (Free Education Program). Dua program ini hampir sama dengan PRIMA-P dari segi pemberian dana bantuan kepada sekolah. Akan tetapi, tujuan masing-masing program ini berbeda, maka sifat dana bantuan berbeda pula. Tabel 2 menggambarkan masing-masing sistem dana bantuan sekolah, dan hal ini menunjukkan bahwa masing-masing sistem dapat saling melengkapi satu sama lain.

Tabel 2 Perbedaan Antara Dana Bantuan Sekolah Dan PRIMA-PS

 Dana Bantuan Sekolah (BOS)Program Pendidikan Gratis (Free Education Program)PRIMA-P
KeunggulanJumlah dana/besar anggaranJumlah dana/anggaran yang besar. Dapat digunakan untuk biaya honor (gaji, honor).
Juga diberikan kepada siswa dari keluarga yang kurang mampu.
Terbatas dan lebih fleksibel untuk digunakan
Kekurangan/ KelemahanPembagian dana sesuai dengan jumlah siswa – Makin besar sekolah(sekolah semakin memiliki banyak dana). Ada batasan untuk pengadaan perlengkapan dan gaji. Sulit digunakan untuk kegiatan yang melibatkan orang tua siswa dan masyarakatRumus perhitungan rumit.
Sulit digunakan untuk kegiatan yang melibatkan orang tua siswa dan masyarakat.
Jumlah dana sedikit./Anggaran yang kecil.
Kegunaan yang efektifPemeliharaan dan perbaikan fasilitas sekolah.
Perlengkapan fasilitas dasar sekolah.
Menambah jumlah gaji yang dibayarkan untuk kesejahteraan kepala sekolah, guru, dan staf sekolah.Kegiatan peningkatan mutu pendidikan.
Kegiatan untuk mendorong partisipasi orang tua siswa dan masyarakat

Oleh karena itu, program ini mengusulkan kepada pemerintah provinsi / kabupaten agar mendayagunakan dana bantuan sekolah sesuai dengan sasarannya.

  • BOS (Program Bantuan Dana Manajemen Sekolah) merupakan “makanan pokok” yang digunakan untuk pengadaan perlengkapan, pemeliharaan, dan perbaikan fasilitas sekolah.
  • Dana Program Pendidikan Gratis (Free Education Program) merupakan seperti “makanan pokok kedua”. Kegunaan mirip dengan dana BOS, tetapi dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan kepala sekolah, guru, dan staf sekolah.
  • PRIMA-P merupakan seperti “suplemen gizi”. Dapat digunakan untuk kegiatan demi meningkatkan mutu pengajaran, partisipasi masyarakat pada manajemen sekolah, dan kesadaran pengembangan pendidikan dan perbaikan sekolah dengan melibatkan orang tua.

Di Bagan 4 digambarkan perbedaan umum antara antara tiga program.

Bagan 4 : Keunggulan Ketiga Program
fig

PAGE TOP

Copyright © Japan International Cooperation Agency