Project News

1. Lokasi : Pusat Informasi. Resort Ranupane.
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

2. Waktu : 9 - 11 Maret 2011

3. Tujuan : Pemaparan hasil kajian kegiatan restorasi ekosistem danau Ranu Pane dan koordinasi laporan

4. Partisipan :

• Bapak Sutrisno (Kepala Balai TNBTS)
• Ibu Emy Endah Suwarni (Staf Balai TNBTS)
• Ibu Retno (Staf Dit KKBHL)
• Bapak Hideki Miyakawa (JICA Chief Advisor)
• Ibu Dieta Arbaranny K. (JICA Technical Assistant)
• Dr. Luchman Hakim (Staf Pengajar/Dosen Universitas Brawijaya) dan mahasiwa UB
• Dinas Kehutanan Propinsi Jawa Timur
• Dinas Kehutanan Kabupaten Lumajang
• BPDAS Sampeyan
• Kepala Desa Ranupane
• Paguyuban Jeep dan porter
• Mahasiswa IPB (PKL)

5. Jadwal Perjalanan

6. Notulensi Diskusi Pemaparan Hasil Kajian Universitas Brawijaya

a) Tanya : Ibu Retno-DKKBHL
Saran dalam presentasi agar istilah ilmiah disederhanakan untuk kalangan masyarakat agar mudah dipahami.
Hasil kajian belum memberikan gambaran/informasi mengenai struktur danau (fungsi ekologis, aliran air keluar masuk, dan lain-lain). Mengapa perlu restorasi danau?
Dalam saran disebutkan tanah pertanian yang mempunyai fungsi sebagai daerah tangkapan dibeli, apakah dimungkinkan? Bukankah diangggap sebagai tanah leluhur?
Untuk informasi, tanaman anggrek apabila kelembapan meningkat maka populasi anggrek menurun. TNBTS mulai terbuka akibat perambahan. Untuk itu polhut harus patroli membawa gps dan laporan hasil yang ditemukan.

Jawab : Bapak Luchman
Nilai danau antara lain sebagai natural heritage. Tahun 1800 sudah ada apresiasi dari bangsa lain sehingga sudah ada pengakuan nasional dan internasional sebagai potensi untuk dilindungi. Nilai sosial, cikal bakal desa ranupane, nilai spiritual masyarakat.
Fungsi ekosistem, tidak memberikan manfaat irigasi secara langsung, namun memiliki watershed systems, dalam analisis yang dilakukan pendataan mengenai urat-urat aliran anak sungai belum terdata.
Sebagai waterpool, tempat air dimana keanekaragaman hayati berkumpul (untuk burung dan satwa lain). Saat ini satwa yang mengunjungi menurun. Perlu restorasi danau, desa ranupane enclave jika kondisi ekonomi hanya bertumpu pada pertanian, harus ada pengkayaan bisnis masyarakat desa (diversitas business masyarakat). Perlu pengembangan ekowisata namun asetnya harus diperbaiki (harus menarik).
Lahan pertanian yang dibeli, bukan semua dibeli, prioritas yang memiliki potensi bahaya longsor. Jika tanah adat, maka perlu negosiasi dengan masyarakat adat demi keselamatan bersama. Jika sudah dibeli, bisa dikembangkan untuk hutan wisata.
Anggrek, perlu penelitian lagi bisa melalui mahasiswa.

Jawab : Pak Sutrisno
Objek untuk pendakian yaitu Gunung Semeru, jalur pendakian akan melewati 3 Ranu, yaitu Ranu Pane, Ranu Regulo, dan Ranu Kumbolo.
Restorasi danau bertujuan untuk mengembalikan kondisi danau seperti semula dan salah satu tujuannya untuk pengembangan ekowisata.

b) Tanya : Fariana TNBTS
Rumput vertiver dinilai kurang berpengaruh dan berasal dari australia (eksotik) mohon penjelasan awal masuknya vertiver dan pertimbangan penggunaan vertiver?
Banyak tumbuhan eksotis dan infasif, perlu informasi awal mengapa bisa masuk?
Pencemaran di RR oleh camping, mohon didukung dengan data pengunjung karena musim tertinggi hanya beberapa persen.
Bagaimana rencana kedepan untuk zonasi di RR menjadi zona pemanafaat dari zona rimba.

Jawab : Pak Luchman
Rumput vertiver memang eksotik, rekomendasi tidak dilakukan di seluruh area.
Euphatorium sejarahnya bukan asli Indonsia namun sudah tumbuh sejak zaman penjajahan Belanda. Namun penyebarannya sangat mudah melalui biji yang banyak dan ringan.
Pencemaran di Danau Regulo, pengamatan pada saat dimana selalu ada aktivitas camping padahal pengamatan tidak pada saat musim kunjungan.

Jawab : Pak Sutrisno
Vetiver, prinsipnya untuk pengendalian erosi, pengendali erosi bisa dengan sipil teknik dan vegetative, menggunakan vetiver karena perakaran dalam dan tidak mengganggu tanaman masyarakat.

c) Tanya : Pak Siswanto (Dishut lumajang)
Bahaya longsor 20 tahun mendatang, apakah bisa dari UB untuk memberikan info ke PEMDA menangani bahaya ini bisa juga melalui BBTNBTS.
Jika bisa diinformasikan, dishut bisa memprogramkan tanaman vegetative pengendali longsor maupun pendekatan kepada masyarakat. Jenis tanaman vegetative sebagai pengendali longsor apa?

Jawab : Pak Luchman
Pada prinsipnya UB mau presentasi dengan izin dari JICA dan BBTNBTS untuk publish data. Setiap tahun UB ada kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Ranu Pane.
Jenis vegetasi pengendali longsor cukup banyak, jenis rekomendasi untuk penghijauan di Desa Ranu Pane harus jenis asli karena dulu ada penghijauan dengan jenis Cemara cupressus.
BPDAS sudah disiapkan peta rawan longsor yang harus menjadi perhatian tiap daerah.

d) Tanya : Pak Heru-BPDAS
Mendukung bu retno, agar penggunaan bahasa penyuluh dalam persentasi.
Bagaimana hubungan danau dengan masyarakat, perlu di lestarikan untuk apa?
Masyarakat ingin menyelamatkan danau namun tidak tahu caranya.
Cara yang tepat di daerah ini bukan dengan terasering. Cracking (retakan tanah) yang ada di tanah masyarakat, bisa ditutup dengan tanah liat dan hindari retakan mendapat air/jangan sampai air masuk.
Hati-hati dengan penanaman pohon karena bisa menanam beban.
Setuju dengan vertiver, tidak hanya kehutanan yang sedang mencoba Kementerian Pekerjaan Umum juga sedang mencoba untuk daerah tebing.
Mengenai aliran air yang ada saaat ini, bisa lihat 3 tahun ke depan, bisa jadi makin besar. Diharapkan masyarakat untuk berpikir ke depan untuk warisan anak cucu.
Setuju dengan sistem arboretum, perkaya tidak hanya pohon namun tumbuhan bawah. Pendekatan vegetatif.
Umur danau, mohon informasi volume danau saat ini bagaimana.
Usul, membuat model 1-2Ha tanah TNBTS jika diperbolehkan untuk memperlihatkan teknis untuk mengurangi erosi atau bahaya jika tidak dilakukan restorasi.
Dishut Lumajang akan memberikan bibit,
Teknis erosi, dengan menggunakan teras batu atau pasir untuk pengalihan run off. Terlebih disini posisi teras tidak sejajar kontur, sehingga surface lebih banyak.

Jawab : Pak Luchman
Terima kasih atas saran. Mengenai penggunaan vertiver memang perlu banyak penelitian.
Rumusan mengenai ramalan longsor akan diberikan dari tim yang ahli bidang geofisika.

e) Tanya : Joko-TNBTS
Mengenai pecinta alam yang mengotori danau, perlu pemanggilan pecinta alam dan LSM untuk konfirmasi mengenai kegiatan pengotoran itu, untuk itu TNBTS harus menyediakan sarana prasarana.
Aturan menggunakan air sebenarnya sudah dilarang, tapi kebutuhan masyarakat terutama pada saat musim kering.
Penanaman ikan ke danau boleh atau tidak? Ini akan mendukung ekowisata, Perlu tahu sebagai tupoksi polhut.

Jawab : Pak Luchman
Istilah yang digunakan adalah pencinta alam yang memiliki arti yang luas, secara langsung dilihat kegiatan pencinta alam yang merugikan, karena selama pengamatan belum melihat PA yang baik.
Jalan bijak untuk pemanfaatan air untuk masyarakat yang menggunakan air karena intensifikasi pertanian yang boros air, untuk itu perlu alihan pekerjaan agar tidak menjadi intensifikasi pertaniannya.
Seharusnya tidak ada ikan di danau, jika ada hasil intervensi manusia (jaman belanda). Secara teori, memasukan ikan tidak boleh karena akan memakan tumbuhan yang ada,

Jawab : Pak Sutrisno
Danau bukan untuk pengembangan ikan, jika ingin memelihara ikan silahkan membuat kolam sendiri.
Penggunaan/pemanfaatan air oleh masyarakat, kontribusi TNBTS untuk masyarakat adalah mengatur sejauh apa pemanfaatan air tersebut boleh digunakan sehingga kebutuhannya terpenuhi. Kepentingannya bukan untuk pertanian tapi untuk keperluan hidup namun perlu diketahui kemampuan debit danau.
Kontribusi masyarakat adalah menjaga kelestarian danau.

f) Tanya : Pak Thomas - Kepala Desa
Intinya lanjutkan restorasi ini.
Dari desa mendukung perbaikian Danau Ranu Pane baik secara sebagain (danau saja) ataupun secara keseluruhan (masyarakat).
Mengenai zona, lahan di Ranu Pane semua sudah bersertifikat. Jika memang harus dibeli, masyarakat bisa mendukung demi keselamatan bersama.
Tempat kramat yaitu pure di Ranu Pane, menjadi daya tarik wisata/masyarakat luar Ranu Pane.
Dukungan dari Lumajang, Ranu Pane sebagai obyek wisata danau 2000mdpl,
Bahasa kawi, ranu (air) dan pani (telinga).
Desa mendukung keberlanjutan proyek.

Jawab : Pak Luchman
Untuk pembelian lahan bukan keputusan UB namun dari pengambil keputusan (JICA dan TNBTS)

7. Notulensi Final Meeting

1. Masukan TNBTS, Dit KKBHL, JICA terhadap draft laporan akhir kajian UB paling lambat diserahkan ke UB tanggal 16 Maret 2011. Selanjutnya UB memperbaiki sebelum disubmit ke Dit KKBHL, TNBTS, JICA. Koreksi diharapkan berkaitan dengan peraturan dan kebijakan yang ada.
2. Laporan UB dalam bahasa Indonesia, sedangkan summary dalam bahasa Inggris.
3. April 2011 JICA akan menyiapkan TOR untuk kontrak baru, konsultan membuat proposal berdasarlan TOR tersebut.
4. Mei 2011 kontrak baru baik untuk restorasi danau maupun pembangunan arboretum, dengan kegiatan:
   • Incention meeting (awal Juni 2011)
   • Membentuk kelompok kerja, pelatihan kelompok kerja untuk pembibitan (Juni-Juli 2011)
   • Pembangunan arboretum Ranuregulo: pembuatan rancangan; pelatihan; implementasi
   • Penanganan sedimentasi Ranupane: penyusunan rancangan; pelatihan; implementasi
   • Final meeting

8. Kesimpulan dan Saran

1. Masyarakat Ranu Pane mendukung dan siap beraprtisipasi dalam kegiatan restorasi danau Ranu Pane dan Regulo.
2. Pemilihan teknik restorasi danau akan didiskusikan lebih lanjut dengan para pihak untuk mendapatkan teknik yang tepat baik secara vegetative maupun sipil teknik.