Japan International Cooperation Agency
Share
  • 日本語
  • English
  • Français
  • Espanol
  • Home
  • About JICA
  • News & Features
  • Countries & Regions
  • Our Work
  • Publications
  • Investor Relations

Project News

2013-05-20

-Notulensi-
Joint Coordinating Committee (JCC)
Project on Capacity Building for Restoration of Ecosystems in Conservation Areas
Senin, 20 Mei 2013, Hotel Menara Peninsula

Waktu Acara Pembicara Moderator
10.00-10.30 Registrasi JICA-RECA JICA National Consultant
10.30-11.00 Pembukaan dan sambutan
  • Kedutaan Besar Jepang
  • JICA Indonesia
  • Direktor KKBHL
11.00-13.00 Laporan kemajuan proyek pada tahun Anggaran 2012
(5 Taman Nasional)
  • Diskusi
  • Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
  • Taman Nasional Gunung Merapi
  • Taman Nasional Gunung Ciremai
  • Taman Nasional Sembilang
  • Taman Nasional Manupeu Tanah Daru

(Disampaikan Oleh Kepala Balai)

13.00-13.40 Makan Siang  
13.40-14.10
  • Laporan Kegiatan Proyek JICA RECA oleh DKK&BHL
  • Laporan Kemajuan proyek JICA RECA tahun anggaran 2012 & Rencana kegiatan proyek JICA RECA tahun anggaran 2013
  • DKK&BHL
  • JICA-RECA

(Chief Advisor)

14.10-14.25 Pembahasan Minutes of Meeting tahun anggaran 2012 JICA Technical Assistant
14.25-15.00 Diskusi  
15.00-15.30 minutes of Meeting 2013-2014 JICA Technical Assistant
15.30-15.35 Closing Ibu Ayu Dewi Utari
(Kepala Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru)

Kata Sambutan (10.30-11.00)
Mr. Yusuke Hibino, Kedutaan Besar Jepang

Proyek JICA untuk perbaikan kerusakan lahan di 5 Taman Nasional telah dilakukan sejak tahun 2010. Saya menyampaikan penghargaan yang setulusnya kepada rekan-rekan dari kementrian kehutanan atas dukungan dan semangat yang besar untuk melaksanakan proyek ini. Kami juga menerima dukungan berharga dari LIPI, Universitas, Perusahaan swasta, dan NGO. Saya mengharapkan dukungan yang berkelanjutan dari semua pihak sampai akhir proyek dan sesudahnya. Guidline dan guidebook diharapkan akan siap akhir tahun ini, dan dapat melihat sasaran yang tercapai sesuai rencana dalam kerjasama yang erat dengan 5 Taman Nasional.

Kesinambungan sangat penting untuk menemukan sumber keuangan agar dapat mempertahankan usaha restorasi bahkan setelah proyek ini selesai. Diharapkan dalam sisa waktu proyeknya, masing-masing taman nasional dapat menemukan cara-cara mempertahankan pelaksanaan restorasi.

Saya sampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak. Mrs. Reiko Hozumi akan meninggalkan Indonesia minggu depan setelah penugasannya selama 2 tahun. Kerjasama Mrs. Hozumi adalah bagian yang sangat berarti atas suksesnya proyek ini. Diharapkan kerjasama bilateral dalam bidang kehutanan akan menjadi lebih kuat lagi di masa mendatang.

Mr. Shinichi Tanaka, JICA Indonesia

"The Project on Capacity Building for Restoration of Ecosystems in Conservation Areas" has started in March 2010, for the purpose of developing techniques for restoring degraded natural ecosystems in national parks. It has already been for more than 3 years, creating a number of positive outcomes in developing restoration techniques in different types of ecosystems.

Since the commencement of the project, a variety of training programs and on-the-job trainings have been conducted to build capacity on developing seedlings and nurseries, promoting natural regeneration, soil and water conservation, invasive species control, fire control, building biogas facilities, etc. Staffs of national park offices have made tremendous efforts to implement such techniques on the ground in collaboration with various research institutes and universities, private companies, and local people in each target area.

As a result, not only the national park staffs, but also many different stakeholders including local farmers have developed their capacity in restoring and managing the natural ecosystem in national parks. Furthermore, various networks have been established among government officers, researchers, private companies and local people, which have made enormous contributions in promoting restoration activities in the field.

Today, we will share the progress, outcomes and issues of the project activities in each project site, and will discuss on the activity plans for the upcoming year. Although the project activities seem to be successfully implemented in all of the 5 model national parks, the remaining project period is less than 2 years, and thus it is important to consider how we can maximize the impact and sustainability of the activities based on the past experiences. By the end of the project, namely within the next 2 years, we would like the Ministry of Forestry to be able to expand the outcomes of this project to many other national parks in Indonesia.

I hope today's JCC will serve as an important opportunity to share the lessons learnt and to further improve the activities during the remaining period.

Finally, once more, I would like to express my sincere gratitude to the Ministry of Forestry and all the people who have made great efforts for this project and for the future of Indonesia's rich forests and biodiversity.

Bapak Bambang Dahono Adji, Direktur Dit.KKBHL

Proyek JICA RECA dilakukan untuk jangka waktu 5 tahun (Maret 2010-Maret 2015) di 5 lokasi taman nasional yaitu TN. Bromo Tengger Semeru, TN. Gunung Merapi, TN. Gunung Ciremai, TN. Manupeu Tana Daru, dan TN. Sembilang yang masing-masing taman nasional tersebut mewakili tipe ekosistem yang berbeda.

Tujuan dari proyek JICA RECA adalah untuk penguatan kapasitas stakeholder yang terkait dengan kegiatan restorasi ekosistem di areal yang terdegradasi di kawasan konservasi (5 lokasi TN). Output yang diharapkan dari kegiatan proyek ini adalah:

  1. Penyusunan panduan teknis kegiatan restorasi di 5 taman nasional,
  2. Perencanaan dan penerapan kegiatan restorasi di 5 taman nasional, dan
  3. Terbangunnya kolaborasi dengan multi stakeholder, termasuk pihak swasta.

Proyek JICA RECA pada saat ini memasuki tahun ke-3. Beberapa kegitan telah dilaksanakan, antara lain:

  1. Penanaman ujicoba restorasi di 5 lokasi taman nasional berikut pemeliharaannya,
  2. Penyusunan draft panduan teknis kegiatan restorasi di 5 taman nasional,
  3. Penyususnan draf buku panduan tumbuhan restorasi, dan
  4. Membangun kerjasama dengan stakeholder terkait.

Draft panduan teknis kegiatan restorasi disusun berdasarkan penanaman di 5 lokasi taman nasional dengan 5 tipe ekosistem yang berbeda, sehingga buku tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai panduan dalam melaksanakan restorasi ekosistem di kawasan konservasi lain sesuai dengan tipe ekosistemnya. Semoga buku panduan tersebut dapat segera diselesaikan dengan baik.

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan restorasi di 5 taman nasional, Proyek JICA RECA telah membangun kerjasama dengan PT. Yamaha Musik Indonesia, Sumitomo Forestry, Mitsui Sumitomo Insurance, PT.TS Tech Indonesia dan dengan perguruan tinggi. Selain itu, dalam penyusunan draf buku panduan tumbuhan restorasi, proyek JICA-RECA juga telah membangun kerjasama dengan Pusat Penelitian Bilogi-LIPI.

Kami berharap penanaman uji coba restorasi di 5 taman nasional dapat dilaksanakan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Laporan ke pusat jika ada masalah termasuk usul tindak lanjutnya. Perencanaan yang dibuat harus dapat mengantisipasi apa yang terjadi kedepan dan jangan diulangi kesalahan masa lalu. Selain itu komunikasi dan koordinasi dengan para pihak terkait ditingkatkan agar ditingkatkan. Dan yang paling penting adalah membuat laporan triwulan smester, dan tahunan secara actual, factual,dan tepat waktu.

Diharapkan proyek JICA RECA dapat berjalan secara efektif dan efesien serta menjadi proyek percontohan untuk pelaksanaan restorasi di kawasan konservasi. Terimaksih kepada semua pihak yang telah membantu terselanggarakan acara ini, khususnya JICA RECA.

Presentasi dari 5 Kepala Balai Taman Nasional (11.00-13.00)

Presentasi dari Balai Besar TN.Bromo Tengger Semeru
Presentasi dari Balai TN. Gunung Merapi
Presentasi dari Balai TN. Manueu Tanah Daru
Presentasi dari Balai TN. Sembilang
Presentasi dari Balai TN. Ciremai

ISHOMA (13.00-13.40)

Presentasi dari Dit. KKBHL dan JICA-RECA (13.40-14.10)

Presentasi dari Dit. KKBHL, Ibu Pujiati (Kepala Seksi Dit. KKBHL)
"Kemajuan Kegiatan Proyek Tahun Anggaran 2012"

 

Presentasi dari JICA-RECA, Mr. Hideki Miyakawa (JICA-Chief Advisor)
"Realisasi dan Rencana Kegiatan Proyek Tahun Anggaran 2013"

 

Minutes of Meeting (14.10-14.25)

Pembahasan Minutes of Meeting, Ibu Desitarani (JICA-Tehnical Assistant)

DISKUSI (14.25-15.00)
Ibu Ayu Dewi, Kepala Balai Besar TN. Bromo Tengger Semeru

Terkait draft, dengan kondisi spesifiknya pada masing-masing UPT, mohon dibahas lebih intensif pada masing-masing UPT. Karena setelah proyek, masing-masing UPT melanjutkan kegiatan perawatan. Harapannya dapat dilanjutkan/ dilaksanakan oleh pelaksana RHL di kawasan konservasi tersebut dengan kharakteristik masing-masing.

Terkait serangan hama ulat di lokasi mangrove TN. Sembilang, hama mangrove akan habis ketika terendam air pasang, sehingga tidak diperlukan insektisida kimia. Teradapat beberapa jenis mangrove yang ditanam di dalam tambak, sedangkan kondisi tambak kering dan pecah, sehingga banyak tanaman mati. Dengan kondisi tanah yang pecah, perakaran tercekik, dan pertumbuhan terhambat. Sehingga jenis apaun sulit berhasil dalam penanaman.

Bapak Bambang Darmadja, Kepala Balai TN. Gunung Merapi

Terkait BMN (Barang Milik Negara), setiap FM diminta untuk melakukan inventaris barang-barang apa saja yang dibeli dari proyek, kemudian dilaporkan ke balai masing-masing. Setelah itu disesuaikan dengan MoU awal. Diharapkan antara Sekditjen PHKA dan KKBHL saling koordinasi mengenai BMN ini.

Terkait pedoman draft, harus dimatangkan dulu di UPT masing-masing sebelum digabungkan karena berbeda kharakteristik ekosistem pada masing-masing UPT.

Bapak Hawal Widodo, Staf TN. Gunung Ciremai

Terkait Minutes of Meeting, pada point 1, pemberdayaan masyarakat, kami butuh dukungan masyarakat dibidang jasa (parawisata), diharapkan JICA bisa memfasilitasi dalam hal pelatihan jasa dalam taraf nasional/ Standar Nasional Indonesia (SNI). Karena di Ciremai banyak ditemukan lokasi-lokasi wisata.

Terkait pengambilan data, sebaiknya ada standar nilai atau besaran nilai pertumbuhan tanaman. Sehingga data mengenai besaran nilai pertumbuhan JICA dapat dibandingkan dengan RHL.

Bapak Rujito Agus S., UNSRI

Penanaman Mangrove dilakukan di lokasi tambak aktif. Pada saat terjadi serangan ulat, perkembangannya cukup cepat, dari telur hingga ngengat hanya membutuhkan waktu 1 bulan. Tetapi saat ini, khusus jenis Rhizophora apiculata sudah mulai muncul kembali daunnya (bertunas kembali). Pada saat tambak menunggu untuk budidaya ikan selanjutnya, tambak dibiarkan kering selama 2-3 minggu agar tumbuh klekap untuk pakan ikan. Kekringan ini hanya bersifat sementara, dan tidak sampai kering sekali. Tetapi pada Bulan Juli-September terjadi kekeringan karena air tidak bisa masuk kedalam tambak.

Bapak Slamet Riyadi, Field Manager TN. Sembilang

Progress capacity building tidak bisa dilakukan di TN. Sembilang, karena petambak di lokasi adalah masyarakat ilegal. Kekeringan yang terjadi merupakan salah satu proses untuk budidaya ikan bandeng. Pada saat terserang hama dalam kondisi ini, penyebarannya sangat cepat, yaitu ulat dapat berpindah dari pohon satu ke pohon lainnya melalui daratan, sehingga dalam 1 minggu hama tersebut dapat menghabiskan 1 petak penanaman.

Ibu Pujiati Budiono, Kepala Seksi dit. KKBHL

Terkait pengurusan BMN, Ibu Mira telah berkoordinasi dengan Sekditjen untuk mengurus BMN. Masalah BMN di Palyan, Sumitomo sudah terselesaikan, dan rencananya akan menyelesaikan pengurusan BMN di lokasi lainnya.

Bapak Hideki Miyakawa, JICA-Chief Advisor

Proyek JICA masih ada 1 tahun 10 bulan lagi, kegiatan seharusnya masih berlangsung 5-10 tahun lagi. Rencana kegiatan baru dan fasilitas akan disetujui bila masing-masing membuat proposal. Yang paling penting setelah proyek selesai siapa yang akan bertanggung jawab untuk meneruskan/ merawat. Diharapkan setiap project site, 10-20 tahun kemudian dapat selalu meningkatkan sumber daya masyarakat.

Ibu Pujiati Budiono, Kepala Seksi Dit.KKBHL

Terkait IAS (Invasive Alien Species) apakah JICA bisa memfasilitasi workshop/ seminar dengan LITBANG sehingga kita mendapatkan gambaran cara penanganan/ pengendalian IAS tersebut?

Bapak Hideki Miyakawa, JICA-Chief Advisor

Kita bisa melakukan kerjasama dengan LITBANG, dan melaksanakan kegiatan seminar/ workshop. Kami pernah berdiskusi dengan Dr. Hendra dari LITBANG untuk berkerjasama, tetapi hingga saat ini belum ada kelanjutannya.

Bapak Tatang, Kepala Balai TN. Sembilang

Terkait serah terima, kapan diserah terimakan menjadi pertanyaan setiap UPT. Sebaiknya dilaksanakan secara kondisional. Setelah digunakan sampai akhir proyek, dilakukan inventaris peralatan. Bila peralatan tersebut masih bisa difungsikan bisa diserah terimakan kepada UPT. Tetapi bila tidak bisa difungsikan sebaiknya tidak diserahterimakan kepada UPT. Hal ini dikarenakan barang yang diserah terimakan kepada UPT akan menjadi tanggung jawab UPT hingga penggunaan 5 tahun kedepan.

Contohnya Speedboat kayu, saat ini dimanfaatkan untuk kepentingan proyek, dan pada tahun 2015 baru dapat dilakukan berita acara serah terima bila masih berfungsi dengan baik. Sedangkan kendaraan roda empat bisa langsung dilakukan berita acara serah terima, hal ini dikarenakan kendaraan tersebut dapat digunakan selain keperluan kegiatan proyek, yaitu keperluan dinas lainnya. Termasuk jembatan, bisa langsung dilakukan serah terima karena bisa digunakan selain proyek juga.

Ibu Regina Herti, Sekretaris JICA RECA

Pada awal proyek, barang besar dan kecil yang murni digunakan TN sudah dibuat berita acara serah terima. Saat ini FM difasilitasi barang-barang, rencananya akan dilakukan serah terima pada saat akhir proyek bila masih dapat berfungsi dengan baik.

Bapak Andi Iskandar, Field Manager TN. Bromo Tengger Semeru

Total luas uji coba di TN. Bromo adalah 100 Ha. Rencana awal, penanaman akan selesai pada tahun 2014. Pada lokasi lain apakah bisa diselesaikan pada tahun ini semua? Hal ini dimaksudkan agar pada saat menjelang program ini berakhir, kita hanya melakukan kegiatan monitoring saja, sehingga kita punya output untuk disarankan ke DitKKBHL. Kita sudah menyiapkan 32.000 bibit, jadi bisa menyelesaikan 60 Ha. diharapkan JICA dapat menambahkan biaya untuk kegiatan 30 Ha lagi.

DRAFT
Minutes of Meeting
Joint Coordinating Committee ke 4
PHKA-JICA
Project on Capacity Building For Restoration of Ecosystems
in Conservation Areas
Jakarta, 20 Mei 2013

  1. Perlu mencari sumber dana untuk kegiatan restorasi yang berasal dari CSR (Corporate Social Responsibility) Perusahaan dan mitra. Dengan memberikan informasi kepada perusahaan – perusahaan antara lain melalui kegiatan pameran.
  2. Perlu membahas tentang keberlanjutan kegiatan restorasi setelah kegiatan ujicoba restorasi JICA selesai tahun 2015.
  3. Perlu dilakukan diskusi draft pedoman restorasi ekosistem di Kawasan Konservasi minimal 4 kali dalam tahun anggaran 2013-2014 yang dilaksanakan di masing-masing site dan di pusat.
  4. Perlu fokus kegiatan tahun ini yaitu penanaman, pemeliharaan dan pembibitan dari biji untuk tumbuhan restorasi dan akan mendatangkan short term expert dari Jepang dalam pemantauan kegiatan ini.
  5. Kegiatan ujicoba penanganan invasive species masih terus dilakukan untuk menemukan model yang tepat dan efektif untuk pengelolaan invasive species, maka perlu dilaksanakan seminar terkait kegiatan invasive species.
  6. Perlu dicermati kembali perjanjian atau aturan terkait serah terima barang (BAST).
  7. Perlu dibangun koordinasi dengan Badan LITBANG Kehutanan terkait dengan studi dan penelitian jenis-jenis eksotik atau invasive species di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai, Taman Nasional Gunung Merapi dan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan diharapkan adanya sharing informasi hasil-hasil penelitian Badan LITBANG Kehutanan terhadap eksotik atau invasive species di Taman Nasional lain seperti Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Taman Nasional Baluran dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
  8. Membuat rancangan pelaksanaan restorasi yang terkait dengan perlakuan penanganan eksotik dan invasive species bersama-sama dengan Kepala Balai Taman Nasional di Taman Nasional Gunung Ciremai, Taman Nasional Gunung Merapi dan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
  9. Untuk mengukur keberhasilan proyek restorasi ekosistem di lima taman nasional, perlu menyusun kriteria dan indikator keberhasilan restorasi ekosistem.
  10. Perlu koordinasi terkait pemilihan jenis yang akan ditanam di masing-masing kawasan Taman Nasional.

Mengetahui/Menyetujui
Direktur
Konservasi Kawasan dan Bina Hutan Lindug
Direktorat Jenderal PHKA
Ir. Bambang Dahono Adji.MM,M.Si

Jakarta, 20 Mei 2013
Proyek JICA RECA
Chief Advisor
Hideki Miyakawa, MSc.

PAGE TOP

Copyright © Japan International Cooperation Agency