Berita Dari Program

Bertempat di Ruang Rapat Bappeda Provinsi Sulawesi Selatan, pada tanggal 19 Mei 2010 diadakan pemutaran video tentang "Assirondo-rondoang Puawang" di Kabupaten Majene dan "Apa itu Kolaborasi?, Menuju Mekanisme Baru dalam Pembangunan Daerah".  Kegiatan ini dilaksanakan sebagai media berbagi informasi dan tukar pendapat tentang proses pengembangan mekanisme kolaborasi dalam pembangunan daerah.

Kegiatan yang digagas oleh PIC Provinsi Sulawesi Selatan ini, dihadiri oleh fungsional perencana dan staf Bappeda lainnya sekitar 18 orang. Setelah menyaksikan film dokumenter tersebut, beberapa peserta memberikan tanggapan bahwa pendekatan yang dilakukan oleh CD Project sangat berbeda dengan program-program donor lainnya, dimana beberapa program donor menyediakan anggaran terlebih dulu kemudian merembuk untuk mendisain kegiatan. Sedangkan CD Project, tidak menyediakan anggaran, tetapi berupa peningkatan kapasitas untuk mengajak para stakeholder berpikir mengidentifikasi isunya dan merumuskan serta mencari solusinya bersama-sama. Selain itu diharapkan, agar contoh-contoh inisiasi oleh masyarakat dan proses pengembangan mekanisme kolaborasi yang ditujukkan melalui video tersebut, dapat direplikasi ke daerah-daerah lain untuk keberlanjutannya, dan tidak seperti program-program sebelumnya bahwa setelah proyek selesai, kegiatan juga berhenti.

PAGE TOP

Kegiatan serupa tentang pemutaran dokumentasi kegiatan CD Project tersebut, juga diselenggarakan di Kantor BaKTI pada tanggal 26 Mei 2010 yang dtujukan kepada lembaga-lembaga donor di Makassar, LSM dan Mass Media (Media Cetak dan TV). Hal ini dimaksudkan untuk sharing informasi tentang pendekatan-pendekatan yang dilakukan oleh CD Project sekaligus menggugah semangat para LSM untuk memfasilitasi masyarakat berdasarkan pendekatan kemitraan tanpa membawa suatu program atau proyek dari luar dan membangun mekanisme kolaborasi antar stakeholders.

2 (dua) orang pelaku dari lembaga yang berbeda yakni LSM (Ikhsan Welly, Yanmarindo) dan Pemda (Muzrifah Nur, Bappeda Kab. Majene) dihadirkan sebagai narasumber yang dihadiri sekitar 20 orang tersebut. Oleh LSM Yanmarindo disampaikan bahwa adanya perbedaan memfasilitasi masyarakat yang selama ini dilakukan dengan membawa program melalui pendekatan yang dilakukan oleh CD Project. Hal itu pula yang membuat mereka tertantang untuk menerapkan pendekatan tersebut di Puawang, JICA tidak memberikan bantuan sepeserpun, tetapi modalnya keinginan untuk melakukan perbaikan dan perubahan bagi masyarakat. Sedangkan dari pihak Pemda, banyak belajar dari proses fasilitasi yang dilakukan oleh fasilitator, sehingga terinspirasi dari pengalaman di Puawang, mereka (Bappeda) melakukan perubahan-perubahan mekanisme perencanaan yang sebelumnya tanpa pelibatan masyarakat, kini memprioritaskan proses perencanaan di tingkat bawah (desa/lurah), kecamatan hingga kabupaten. Dan perubahan signifikan yang mereka lakukan adalah mensosialisasikan rencana kerja SKPD kepada desa/kelurahan melalui pra musrenbang sehingga usulan-usulan masyarakat bisa sesuai dengan program SKPD.

PAGE TOP

Di Kabupaten Majene, Sosialisasi kegiatan CD Project melalui Video dan Tukar Pendapat diselenggarakan 3 kali yakni di Kantor Bupati Majene yang dihadiri oleh Bupati, Asisten, Kepala SKPD dan Staf Sekretariat Daerah sekitar 35 orang. Sedangkan di Kantor Bappeda Kabupaten Majene dihadiri oleh Kepala dan Staf Bappeda sekitar 15 orang, sementara  di Kampung Puawang, dihadiri oleh sekitar 20 orang masyarakat yang dilaksanakan di rumah Pak Hamid (Imam Desa), sekaligus merupakan tokoh masyarakat/ketua kelompok tani.

Bupati Majene pada kegiatan tersebut menyampaikan perlunya replikasi dari upaya-upaya yang dilakukan oleh stakeholder ini di daerah-daerah lainnya. Sedangkan di Kantor Bappeda Kabupaten Majene, Kepala Bappeda terlihat sangat semangat dan komitmen kuat dalam mendukung kegiatan masyarakat Puawang, dimana  beberapa usulan dari masyarakat, diterima melalui Musrenbang pada tahun 2009. Disamping itu, diminta kepada LSM Yanmarindo untuk membuat tulisan tentang proses yang dilakukan oleh fasilitator di Puawang, dan bersama-sama memikirkan cara penyebarluasan pengalaman ini ke desa lainnya.  Kemudian ada keinginan untuk memperbanyak fasilitator khususnya di Kabupaten Majene yang betul-betul bisa bermitra dengan masyarakat. Sementara masyarakat Puawang merasa tersanjung dengan adanya Video tersebut dan akan tetap mempertahankan reputasi ini melalui usaha yang maksimal dan terus belajar meningkatkan kapasitas mereka.

PAGE TOP

Di Kabupaten Polman, Acara Sharing Informasi dan Pendapat dilaksanakan di Kantor Bappeda Kabupaten Polman dihadiri sekitar 15 orang, diantaranya alumni diklat perencana yang sudah mutasi ke dinas perikanan dan ketahanan pangan. Setelah menyaksikan video yang ditayangkan, muncul kesadaran dari mereka bahwa selama ini program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh fasilitator masih bersifat top down (membawa program yang belum tentu sesuai kebutuhan masyarakat), sehingga ada keragu-raguan tentang kinerja faslitator yang dipakai.

Oleh karena itu diinisiasi adanya pelatihan bagi 10 orang fasiltator yang akan bergerak di 2 desa pilot dengan mengusulkan dukungan tim pengajar atau fasilitator dari CD Project. Selain itu digagas pula acara nonton bersama dengan SKPD untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya mekanisme kolaborasi dan memotivasi dalam memberi dukungan atas kegiatan-kegiatan yang diinisiasi oleh masyarakat.

PAGE TOP

Contoh kegiatan yang inisiasi oleh masyarakat, Community Facilitator (CF), Perencana maupun pengambil kebijakan dalam proses perencanaan dan implementasi pembangunan melalui film dokumenter CD Project juga diputar di Kantor Bappeda Kabupaten Sidrap. Acara yang dihadiri oeh sekitar 10 orang staf pemda ini memberikan penyadaran bagi mereka akan pentingnya penguatan kapasitas di tingkat masyarakat dan orang yang bisa bergerak di masyarakat yaitu CF. Karena sebagai staf Pemda atau Bappeda, mereka cukup sibuk dan tidak bisa sering turun ke desa dengan banyaknya rutinitas di Kantor.

Oleh karena itu dengan adanya sistem dana definitif desa yang dialokasikan sebesar 2,5 milyar untuk 176 desa, akan dipergunakan secara efektif dalam memanfaatkan CF. Disamping itu akan diadakan pelatihan bagi 30 orang CF, untuk mendampingi masyarakat dalam mengidentifikasi issu dan menyusun rencana aksi serta membantu menyusun RPJMDes.