Berita Dari Program

Tanggal 27 dan 28 Januari telah diselenggarakan lokakarya untuk mensosialisasikan pelaksanaan hasil Good Practice Case Study (hasil kajian GPCS) serta keterampilan fasilitasi yang dibutuhkan oleh PIC (termasuk penilaian proses)yang diikuti oleh PIC dari 6 provinsi sebanyak 25 orang termasuk 1 orang dari AKLN, Departemen Dalam Negeri..  
Hari pertama adalah pemaparan hasil kajian GPCS oleh tim peneliti dari masing-masing propinsi. Hari kedua, membuat referensi hasil GPCS dan pembahasan materi fasilitasi dan  penilaian proses. Tenaga ahli jangka pendek telah memberikan masukan-masukan tentang teknik wawancara guna mengkonfirmasi keakuratan data dan tentang hal-hal yang terkait dengan fasilitasi proses.
Menurut Takeda Nobuhisa, tenaga ahli jangka pendek beliau terkesan bahwa semua sudah memahami fakta menyangkut GPCS, namun mengenai penataan informasi dan analisa kasus, masih kurang jelas dan alasan menjadikan sesuatu itu"good" juga masih kabur.
Mengenai penataan informasi disampaikan agar pemaparan dilakukan secara kronologis, si pemeran jelas melakukan apa, kemudian hubungan antar pemeran diilustrasikan dan  ditunjukkan, sehingga dengan sekali melihat alur itu orang akan dapat memahami seluruh keadaan.
Mr.Nakata, tenaga ahli jangka pendek mengatakan bahwa antara study GPCS yang telah disampaikan, banyak yang kurang jelas apakah hal tersebut "fakta nyata yang sudah dapat dipastikan"atau hal tersebut hanya "perkiraan atau dugaan".
Hal-hal yang hanya dimengerti oleh orang bersangkutan sebaiknya dikonfirmasi pada
orang tersebut. Kalau memang ada hal yang hanya diperkirakan, harus dicantumkan
bahwa hal tersebut adalah "perkiraan" dan dicatat jelas mengenai"dasar perkiraan itu"
Untuk menentukan apakah ada perubahan kesadaran pada seseorang atau tidak oleh fasilitator dari luar (atau peneliti), mungkin hanya dapat dilakukan dengan melihat"perubahan kata dan perbuatan", oleh karena itu maka perlu dilihat secara tajam mekanisme perubahan dari orang tersebut (perubahan kesadaran seperti apa yang berhubungan dengan perubahan perbuatan).
Saran bahwa kemampuan membuat pandangan yang tajam seperti itu adalah sebaiknya dilakukan oleh PIC (komite implementasi provinsi).
Juga, kedua tenaga ahli jangka pendek memberi komentar bahwa lokakarya kali ini berguna bagi pemantauan kegiatan pilot yang direncanakan nanti oleh PIC. (komentar kedua tenaga ahli berdasarkan dari laporan kegiatan)

Di antara peserta yang hadir, Ariyanto (BAPPEDA propinsi Gorontalo) dan Zulkifli (dosen Universitas Tadulako) sangat aktif dalam diskusi.　
Sebagai tindak lanjut dalam lokakarya hasil GPCS maka CD project menyarankan agar tim GPCS menyusun ilustrasi yang menerangkan hubungan antara pemeran dan segala keterangannya. Disampaikan juga kepada peserta agar ilustrasi yang disusun bisa dimuat dalam newsletter CD Project.

Photo:Presentasi dari tim Gorontalo