Berita Proyek

bagian dalam kaldera pegunungan Bawakaraeng, ndi bagian belakang adalah dinding kaldera bagian timur yang runtuh pada tahun 2004

Dari tanggal 10-11 Desember, penyelidikan Sabo di Pegunungan Bawakaraeng yang terletak dalam jangkauan paling atas Sungai Jeneberang, Sulawesi Selatan, di Pulau Sulawesi dilakukan.

Di Pegunungan Bawakaraeng, pada tanggal 26 Maret tahun 2004, sebanyak 32 orang telah menjadi korban dari semburan lumpur karena dinding kaldera runtuh dan semburan lumpur mengalir jauh ke desa-desa yang terletak 2,5 kilometer dari hilir.

Curah hujan kemudian memicu mengalirnya berulang-ulang sampah akibar aliran lumpur yang dihasilkan, dan mengakibatkan rusaknya tanah pertanian, dan lalu lintas jalan serta aliran sungai juga rusak.

Dikhawatirkan bahwa fungsi Bili-Bili Multi-Purpose Dam yang berada sekitar 35 kilometer di hilir dari titik runtuhnya kaldera dapat mengikis karena aliran puing-puing dari reruntuhan, yang dapat mengakibatkan penurunan kualitas air.

Di daerah, Urgent Proyek, Pengurangan Risiko Bencana pegunungan Bawakaraeng telah dilaksanakan oleh JICA melalui Pinjaman ODA. Proyek ini berfungsi untuk merehabilitasi infrastruktur yang ada (termasuk jembatan), dan mendirikan fasilitas Sabo dan aliran sedimen serta membangun sistem peringatan.

Ini akan meningkatkan perlindungan terhadap kehidupan manusia dan masyarakat serta dapat mengendalikan aliran sedimen. Dengan mencegah lebih lanjut aliran sedimen dari daerah bencana, proyek ini akan meningkatkan fungsi-fungsi yang terletak di bendungan hilir. Dengan demikian proyek ini diharapkan akan memberikan kontribusi bagi pemeliharaan sosial dan kegiatan ekonomi di Makassar, ibukota provinsi Sulawesi Selatan, dan daerah sekitarnya melalui pasokan stabil bendungan air untuk kota dan daerah sekitarnya.

Masih banyak volume aliran sedimen yang tidak stabil dan diendapkan dalam kaldera pegunungan Bawakaraeng. Reruntuhan juga banyak ditemukan di sepanjang lembah.