Proyek Peningkatan KapasitasPenanggulangan Bencana Bagi BNPB dan BPBD
Indonesia
Juli 11th, 2011
Jakarta (BNPB), Proponsi Sulawesi Utara, kabupaten dan kota (BPBD) dan Proponsi Bali, kabupaten dan kota
14 November 2011 sampai dengan 13 November 2015
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB); Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dua propinsi yaitu Sulawesi utara dan Bali (tentatif) dan BPBD Kabupaten /Kota masing masing wilayah sasaran (pilot proyek)
Di Indonesia ada kerusakan yang diakibatkan oleh kekeringan dan kebakaran hutan. Pada musim hujan, perendaman air dan kerusakan akibat banjir yang disebabkan oleh badai atau hujan lebat sering terjadi. Selanjutnya, negara ini terletak di perbatasan lempeng Pasifik, lempeng Eurasia, dan tsunami akibat gempa bumi. Contoh bencana dan kerusakan yang diakibatkannya dalam beberapa tahun terakhir adalah: gempabumi Samudra Hindia dan tsunami pada bulan Desember 2004 dan gempabumi Jawa Mei 2006. Kerusakan dari kedua gempabumi itu cukup berat. Selain itu, bencana dengan skala besar terbaru: gempabumi Padang pada bulan September 2009, letusan Gunung Merapi, dan tsunami pulau Mentawai di September 2010. Bencana-bencana ini telah menimbulkan kesadaran tentang pentingnya penanggulangan bencana.
Pemerintah Indonesia, pada kesempatan ini, mengeluarkan UU No 24 tentang Penanggulangan Bencana pada tahun 2007, dan memperkuat sistem manajemen bencana negara melalui pembentukan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana). Pada saat yang sama, sebagai bagian dari langkah-langkah untuk meningkatkan kapasitas penanggulangan bencana, pemerintah Indonesia meminta pemerintah Jepang untuk merumuskan rencana penganggulangan bencana yang komprehensif di tingkat nasional dan daerah dan untuk peningkatan kapasitas penanggulangan bencana alam. Setelah menerima permintaan tersebut, JICA melaksanakan "Studi tentang Penanggulangan Bencana Alam di Indonesia" (selanjutnya disebut sebagai "Studi JICA") dari Maret 2007 sampai Maret 2009. Melalui Studi JICA ini, telah disusun rencana penanggulangan bencana sementara di tingkat nasional dan daerah (di tiga daerah percontohan), pengembangan Peta Ancaman (Hazard Map) dan Peta Risiko (Risk Map) di tingkat daerah, serta peningkatan kapasitas penanggulangan bencana alam untuk organisasi yang terlibat dalam penanggulangan bencana baik di tingkat nasional dan daerah dan juga untuk masyarakat. Sebuah sistem untuk penanggulangan bencana di tingkat nasional dan daerah ditentukan. Selain itu melalui studi ini, pengetahuan dan kemampuan untuk pengembangan Peta Ancaman dan Peta Risiko dan Rencana Penanggulangan Bencana Daerah telah terakumulasi pada masing-masing divisi pemerintah terkait. Namun, BNPB baru memiliki sejarah singkat, belum memiliki struktur organisasi, anggaran, keterampilan, pengetahuan atau staf, yang memadai sehingga akan sulit bagi BNPB untuk dapat memberikan arahan atau dukungan yang cukup kepada pemerintah daerah dalam membangun BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) atau dalam merumuskan Rencana Penanggulangan Bencana Daerah. Selain itu, meskipun setiap pemerintah daerah melaksanakan pembentukan BPBD sendiri sebagai badan utama permanen dalam menangani kasus bencana, kegiatan yang efektif tampaknya tidak realistis karena kurangnya pengetahuan dan pengalaman tentang penanggulangan bencana. Proyek ini akan dilaksanakan bersama Tim Pendamping (selanjutnya disebut sebagai "C/ P" - Counterpart) dari BNPB, BPBD Provinsi di Sulawesi Utara dan Provinsi Bali, serta BPBD tingkat Kabupaten/ Kota di kedua provinsi tersebut, dengan tujuan meningkatkan kapasitas penanggulangan bencana untuk mengurangi dampak kerusakan dari bencana di Indonesia.
BPBD Provinsi serta BPBD Kabupaten/ Kota di samping daerah percontohan akan dibentuk dan kapasitas penanggulangan bencana mereka akan dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode yang sama seperti dalam Proyek ini.
Peningkatan kapasitas manajemen bencana BNPB, BPBD tingkat Provinsi, dan BPBD tingkat Kabupaten/ Kota di daerah percontohan.
Output1. Peningkatan kapasitas BPBD tingkat Kabupaten/ Kota dalam mengumpulkan data bencana / informasi yang sangat penting bagi penanggulangan risiko bencana serta peningkatan akurasi dari data / informasi tersebut.
Output2. Penyusunan Peta Ancaman dan Peta Risiko Bencana di tingkat Kabupaten/ Kota di daerah percontohan.
Output3. Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana Daerah untuk Kabupaten/ Kota di daerah percontohan.
Output4. Simulasi Penanggulangan Bencana dilaksanakan di Provinsi percontohan dan juga di Kabupaten/ Kota di Provinsi percontohan.
Mohon mencari artikel kegiatan di "Kegiatan Proyek".