Japan International Cooperation Agency
Share
  • 日本語
  • English
  • Français
  • Espanol
  • Home
  • About JICA
  • News & Features
  • Countries & Regions
  • Our Work
  • Publications
  • Investor Relations

JICA-NGO Desk

Kaleidoskop Kegiatan JICA-NGO Desk Indonesia di Tahun 2012

I. FORUM LSM

29 Pebruari 2012
Human Resources Development Forum for NGO Ke-3

Forum ke-3 Pengembangan Sumber Daya Manusia LSM, yang merupakan prakarsa JICA untuk memfasilitasi kebutuhan riil akan peningkatan kapasitas SDM LSM, mengangkat tema "Pengelolaan Kinerja dan Kompensasi (Performance Management and Compensation)". SDM memainkan peran kunci dalam keberhasilan atau kegagalan daripada institusi. Untuk meningkatkan pencapaian efektifitas kinerja, setiap organisasi masyarakat sepatutnya menerapkan pendekatan yang sistematis untuk meningkatkan kompetensi maupun kinerja karyawan. Evaluasi rutin amat diperlukan, untuk mengendalikan penggunaan sumber daya yang tersedia, sehingga lembaga akan mampu mengukur dan memperkirakan kinerja karyawan di masa yang akan datang. Selain itu, lembaga pun akan dapat mengoptimalisir pemanfaatan SDM dalam upaya mencapai tujuan dengan biaya serendah mungkin. NGO Desk menghadirkan Ibu Nana Mintarti, Direktur Utama Yayasan Dompet Dhuafa, Direktur Indonesia Magnificence of Zakat (IMZ) dan seorang praktisi pemberdayaan sebagai narasumber pada acara tersebut.

Photo

Photo


9 Mei 2012
NGO Desk Consultative Meeting and Lecture Ke-3

Bekerjasama dengan Kedutaan Besar Jepang di Indonesia, NGO Desk kembali menyelenggarakan NGO Desk Consultative Meeting and Lecture Series yang ke-3, dengan topik "Introduction of Grant Assistance for Grass-Roots Human Security Projects Program and Procedures for Application Submission". Melalui Kedutaan Besar, Pemerintah Jepang setiap tahun melaksanakan program Bantuan Hibah Proyek Grass-Roots Human Security (Kesejahteraan Hidup Kalangan Akar Rumput) bagi LSM, lembaga nirlaba maupun Pemerintah Daerah di Indonesia. Pertemuan tersebut ditujukan untuk mengenalkan program dimaksud kepada para pelaku utama pemberdayaan masyarakat. Pada kesempatan tersebut, Mr. Yoshida Ryohei, Sekretaris Kedua, Kedutaan Besar Jepang, telah hadir sebagai narasumber. Interaksi yang terjalin secara pribadi itu ditujukan untuk mendukung LSM pada tahap persiapan, di mana kerap terjadi kesalahan tafsir terhadap persyaratan. Pada gilirannya, NGO Desk berharap akan lebih banyak lagi mitra kerja yang terpilih sebagai penerima dana hibah tersebut. Sejak 2011, NGO Desk telah berinisiatif mendukung penyebarluasan informasi program tersebut.

Photo

Photo


13 Juni 2012
NGO Desk Consultative Meeting and Lecture Ke-4

"Membangun Karakter Kepemimpinan melalui Pemberdayaan Masyarakat (Character Building Leadership through Community Empowerment)" adalah tema sesi keempat NGO Desk Consultative Meeting and Lecture Series. Kualitas kepemimpinan berpengaruh terhadap pencapaian prestasi dan target setiap organisasi. Pemberdayaan masyarakat membutuhkan kepemimpinan yang kuat, terampil dan tumbuh dari dalam, untuk mengokohkan kestabilan organisasi serta menentukan visi dan misi yang jelas mengenai kiprahnya di masyarakat dalam jangka panjang. Tidak hanya bertanggungjawab menumbuhkan kepemimpinan secara internal, setiap organisasi pun harus mengembangkan karakter kepemimpinan masyarakat yang mereka dampingi. Dengan demikian, masyarakat yang didampingi pun akan mampu secara mandiri menangani masalah sosial dan ekonomi yang dihadapi. Sebagai narasumber, NGO Desk menghadirkan Prof. DR. Azyumardi Azra, MA, tokoh pembaharu Islam dan Direktur Sekolah Pascasarjana, Universitas Islam Negeri "Sharif Hidayatullah". Beliau adalah warganegara non-Persemakmuran pertama yang menerima gelar of Commander of the Order of the British Empire dari Ratu Elizabeth II.

Pada kesempatan tersebut, Prof. Azra menegaskan bahwa perubahan politik yang cepat dalam waktu terakhir ini telah mengguncang sejumlah nilai-nilai moral yang penting di masyarakat Indonesia, hilangnya keteladanan sosial serta terkikisnya peran keluarga sebagai landasan pendidikan masyarakat. Oleh karena itu, untuk mengembalikan nilai-nilai tersebut ke masyarakat, dibutuhkan program dan orientasi jangka panjang yang dikhususkan bagi pembangunan karakter. Menurut beliau, LSM dapat memainkan peran alternatif untuk mendorong optimisme dan memperbaharui harapan bagi masyarakat.

Photo

Photo


6 September 2012
NGO Desk Consultative Meeting and Lecture Ke-5

NGO Desk melangsungkan sesi kelima dari Consultative Meeting and Lecture Series dengan topik "Transformasi Media Massa dan Manfaatnya bagi Pemberdayaan Masyarakat (Transformation of Mass Media and Benefits for Community Empowerment)". Meskipun seharusnya media massa menjadi salah satu "sekutu" paling penting bagi para pegiat kemasyarakatan Indonesia, namun peran itu belum termanfaatkan dengan baik. Setiap organisasi perlu senantiasa mengkomunikasikan kepada masyarakat tentang kinerja sekaligus mempromosikan hasil-hasil yang telah dicapai selama ini. Namun, kedua hal tersebut membutuhkan kemampuan untuk berinteraksi dengan media. Oleh karena itu, sebuah strategi media dengan pengukuran pencapaian yang jelas, akan memberikan kesempatan yang lebih baik kepada institusi untuk bertahan. Sebagai bagian dari demokrasi yang berkembang, media di Indonesia telah mengalami transformasi yang signifikan, baik dari segi substansi maupun teknologi. Pemahaman akan konstalasi zaman serta kemampuan untuk memaksimalkannya akan memberikan nilai tambah kepada pegiat kemasyarakatan. NGO Desk mengundang Bapak Ahmed Kurnia Soeriawidjaja, seorang wartawan senior (The Jakarta Post, Tempo dan Pilar) dan dosen di beberapa perguruan tinggi ternama, a.l. London School of Public Relations. Beliau mendorong para mitra LSM untuk mengembangkan hubungan yang lebih erat dengan media massa dan tidak ragu berupaya agar perbuatan baik yang mereka lakukan mendapat pengakuan masyarakat.

Photo

Photo


II. PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (COMMUNITY EMPOWERMENT PROGRAM – CEP)
MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP PENANGANAN SAMPAH SECARA BERTANGGUNG-JAWAB DI JAKARTA, JANUARI – MARET 2012

Meskipun mengalami kemajuan ekonomi dan pendapatan per kapita yang pesat dalam satu dekade terakhir, Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara tetangganya di Asia Tenggara dalam hal pengelolaan limbah domestik. Pada kenyataannya, sampah telah menjadi isu utama di Indonesia, perpaduan jumlah limbah yang dihasilkan, kepedulian masyarakat yang rendah terhadap kebersihan, penegakan hukum yang lemah dan toleransi terhadap pelanggaran. Kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah sangatlah kronis. Lingkungan yang kotor dan tidak sehat dengan mudah dapat ditemukan di mana-mana dan publik secara reflex membuang sampah di tempat-tempat umum, yang mana sampah tersebut sebagaian besar berpotensi membahayakan kesehatan. Mayoritas masyarakat masih beranggapan bahwa begitu keluar dari ruang lingkup pribadi, maka sampah/limbah bukanlah urusan mereka lagi. Perilaku ini tidak hanya ditemui di kalangan masyarakat marjinal, tetapi juga di kalangan berada dan berpendidikan.

Sebagai upaya membalikkan status quo dan memberikan sumbangsih positif bagi perbaikan perilaku masyarakat ibukota, bekerjasama dengan Yayasan Indonesia Business Links (IBL), JICA NGO Desk meluncurkan Program JICA bagi Pemberdayaan Masyarakat (JICA-CEP) "Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Terhadap Penanganan Sampah Secara Bertanggung-jawab di Jakarta". Dimulai pada awal bulan Januari hingga akhir Maret 2012, kampanye tersebut ditujukan untuk:

  1. Menumbuhkan kembali dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penanganan sampah dan limbah secara bertanggungjawab.
  2. Memperdalam pemahaman, kesadaran serta pola pikir masyarakat terhadap pembuangan limbah secara bertanggung jawab, termasuk prinsip "zero waste", untuk menjaga lingkungan hidup yang berkelanjutan bagi semua.
  3. Memperkenalkan pengalaman serta pengetahuan terbaik JICA dalam pengelolaan sampah (3R - Reduce, Reuse, Recycle) ke tingkat manajemen lembaga pendidikan dan layanan publik, serta mengupayakan pengadopsiannya
  4. Mengembangkan model kemitraan melalui partisipasi sektor swasta dalam menjaga lingkungan yang bersih dan sehat di Jakarta.

Serangkaian acara dan kegiatan yang telah dilakukan terkait dengan kampanye tersebut termasuk:

  • 27 – 28 Januari 2012 - Kampanye "zero waste " dan gaya hidup "hijau" pada acara Bellarminus Traditional Festival 2012. Acara tersebut diselenggarakan oleh SMP/SMA St. Bellarminus di Jakarta, menyajikan band serta kelompok tari dari sekolah-sekolah menengah di Jakarta dan sekitarnya yang saling berkompetisi.
  • 1 – 4 February 2012 – Kampanye "zero waste" dan gaya hidup "hijau" di Festival Seni dan Olahraga SPLASH III yang diselenggarakan oleh SMP/SMA St. Theresia di Jakarta. Termasuk dalam acara tersebut adalah pertandingan olahraga dan seni, bazar, pameran serta lokakarya mengenai lingkungan serta gaya hidup sehat.
  • 22 Pebruari 2012 – Radio Talk-show – CSR Wisdom. Bekerjasama dengan Radio SMART FM dan Majalah Fortune, fokus utama daripada diskusi tersebut adalah memperkenalkan kegiatan CSR yang dilakukan oleh swasta,dengan tujuan untuk mendorong perusahaan-perusahaan lain untuk memberikan perhatian yang lebih dekat terhadap CSR. Para narasumber adalah Kenichi Yoshida (Tenaga Ahli Muda JICA-Pendidikan Lingkungan) dan Benjamin Halim (Direktur, produsen air minum kemasan "Pristine").
  • 4 Maret 2012 – Kampanye dan event "zero waste" (konsultasi bisnis, senam kebugaran serta perhelatan seni) di jalur jogging Gelora Bung Karno, lokasi yang populer di kalangan masyarakat Jakarta untuk berlari pagi pada akhir pekan.
  • 7 Maret 2012 – CEO Breakfast, sebuah pertemuan dengan para pimpinan perusahaan terkemuka untuk mendorong partisipasi yang lebih besar dari perusahaan dalam mencapai "zero waste" dan adopsi 3R.
  • 28 Maret 2012 – Kampanye "zero waste", lokakarya dan talk-show yang disiarkan langsung oleh Radio SMART FM dan dihadiri oleh perwakilan dari lima belas SMA di Jakarta dan sekitarnya.

Photo

Photo

Photo


III. PROGRAM PENJANGKAUAN PUBLIK

14 Maret 2012
Program Talk-show KBR68H Radio “Daerah Bicara”: Satu Tahun Kemudian: Apa Yang Dapat Indonesia Pelajari Dari Penanganan Pasca Bencana di Jepang?

Pada tanggal 11 Maret 2012, Jepang memperingati satu tahun gempa bumi berkekuatan 9,0 skala Richter di pesisir timur negara itu dan disusul oleh tsunami. Dampak kehancuran yang diakibatkannya sangat monumental: lebih dari 15.800 jiwa tewas. Pasca bencana, Jepang melakukan pembangunan kembali yang terbesar dalam sejarahnya selepas Perang Dunia II, walaupun harus menghadapi tantangan luar biasa. Sebagai negara kepulauan, Jepang dan Indonesia memiliki kondisi geografis yang serupa: kedua negara berada di atas Cincin Api Pasifik, yaitu untaian gunung berapi yang mengelilingi cekungan Pasifik. Keduanya sangat rentan terhadap gempa bumi, letusan gunung berapi, tsunami dan bencana alam lainnya, yang efek mengerikannya telah sama-sama dialami oleh kedua negara. Melalui JICA, Jepang telah bekerjasama dengan Indonesia di berbagai bidang penanganan bencana alam.

Diudarakan secara langsung ke seluruh pelosok negeri melalui stasiun radio KBR68H, talk-show tersebut ditujukan untuk membagi masukan dan motivasi bagi Pemerintah dan masyarakat Indonesia mengenai pembelajaran (lesson-learned), pengalaman, kematangan karakter dan langkah-langkah pencegahan yang ditunjukkan oleh pemerintah dan rakyat Jepang dalam membangun kembali perekonomian yang lumpuh dan penyembuhan trauma social. NGO Desk menghadirkan dua orang narasumber, yaitu Ir. Iskandar, M.Sc, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Propinsi Aceh, serta Bapak Muzailin Affan, JICA Expert, pendiri Yayasan Kanaheiwa di Banda Aceh dan saksi hidup bencana alam di Aceh pada tahun 2004. Kedua panelis tersebut telah saling berbagi pengalaman serta saling melengkapi terkait isu seputar kebijakan pemerintah, peraturan, tantangan yang dihadapi dan keberhasilan yang dicapai. Program tersebut juga membuka kesempatan kepada para pendengarnya di seluruh Indonesia untuk berinteraksi langsung, mengeluarkan pendapat atau mengajukan pertanyaan kepada para narasumber, baik melalui telepon maupun SMS.

Photo


30 September 2012
Partisipasi Pada Acara Puncak "JAK-JAPAN Matsuri 2012"

Pada acara puncak "JAK-JAPAN Matsuri 2012", di samping menampilkan berbagai keberhasilan yang telah dicapai oleh proyek-proyek infrastruktur yang didanai Jepang di Indonesia, JICA juga menyajikan kepada publik aspek lain kegiatannya, yaitu kerjasama dengan para mitra akar rumput. Untuk itu, JICA telah mengundang Kreatif Usaha Mandiri Alami (KUMALA), sebuah yayasan yang mengkhususkan diri memberdayakan anak jalanan melalui pembekalan kemampuan bagi masa depan yang lebih baik. Selain itu, JICA mengundang Japan Environmental Education Forum (JEEF), sebuah LSM berbasis di Jepang yang didirikan pada tahun 1988 serta aktif memperkenalkan gaya hidup alami yang berkelanjutan (pertanian organik, pendidikan kemasyarakatan, pembentukan jaringan penduduk lokal). JEEF telah berkiprah aktif di Indonesia sejak tahun 1998, membangun jaringan non-pemerintah bagi pendidikan lingkungan. KUMALA mengadakan bengkel kerja yang terbuka bagi publik di dalam stan JICA, di mana para instruktur berbagi pengetahuan dan keterampilan kepada pengunjung tentang cara pembuatan kerajinan dari bahan daur ulang. Sementara itu, JEEF mempertunjukkan serta menjual produk-produk yang merupakan hasil kerjasama dengan JICA, di antaranya teh jahe.

Photo

Photo


IV. FASILITASI PROGRAM

Maret 2012 ~ Sekarang
Dukungan terhadap organisasi nirlaba Jepang "Cross Fields"

NGO Desk memberikan dukungan dalam bentuk fasilitasi, riset, konsultasi dan evaluasi kepada "Cross Fields", sebuah organisasi nirlaba Jepang (NPO) yang didirikan pada tahun 2011. Lembaga itu membutuhkan mitra LSM dan Wirausahawan Sosial di Indonesia untuk bekerjasama dalam program penempatan relawan perusahaan Jepang (Japanese Corporate Volunteer) untuk jangka pendek di Indonesia. Program tersebut bertujuan untuk membantu pembangunan ekonomi dan sosial di Asia, dengan mendorong para profesional dari berbagai perusahaan di Jepang untuk terlibat dalam program magang di luar Jepang bekerjasama dengan para pemangku kepentingan kalangan akar rumput setempat yang memerlukan keterampilan / sumber daya manusia profesional. Para sukarelawan adalah karyawan profesional dengan pengetahuan, pengalaman dan potensi untuk menghasilkan dampak yang signifikan terhadap masyarakat setempat.

NGO Desk memfasilitasi pertemuan antara CROSS FIELDS dengan sejumlah yayasan di Indonesia, antara lain Bina Swadaya, IBEKA, Indonesia Business Links (IBL), Wahana Visi Indonesia, Yayasan Kusuma Buana dan Yayasan Usaha Mulia. NGO Desk juga merintis interaksi langsung antara CROSS FIELDS dengan Propinsi Jawa Timur. Salah satu hasil nyata dari kerjasama dengan NGO Desk adalah keputusan CROSS FIELDS untuk mengirimkan tiga sukarelawan akan ditempatkan di Indonesia, dari sembilan orang yang termasuk di Angkatan Musim Dingin 2013, yang akan dikirim ke seluruh Asia, dengan jangka waktu tinggal berkisar antara satu sampai enam bulan.

Juli 2012 ~ Sekarang
Dukungan terhadap program Japan Overseas Cooperation Volunteers (JOCV)

NGO Desk bekerjasama erat dan mendukung program Japan Overseas Cooperation Volunteers (JOCV), antara lain dengan memperkenalkan program kepada LSM dan mitra lainnya di Indonesia, termasuk pemerintah daerah. Lebih jauh, NGO Desk telah memfasilitasi tim Volunteers Section JICA untuk mempresentasikan dan mendiskusikan tentang rincian program kepada mitra potensial, seperti Kota Tangerang Selatan, Wahana Visi Indonesia serta Panti Asuhan dan Sekolah Perhimpunan Vincentius Jakarta. Pendekatan seperti itu diharapkan akan berkorelasi positif pada peningkatan jumlah sukarelawan Jepang di Indonesia dalam waktu dekat.

22 – 29 Desember 2012
Dukungan dan partisipasi terhadap program Development Education Study Tour (DEST)

NGO Desk mempersiapkan dan menangani kunjungan delegasi Development Education Study Tour (DEST), terdiri dari guru-guru sekolah Prefektur Tohoku, Jepang, ke Indonesia. Tujuan dari kunjungan tersebut adalah membuka kesempatan bagi para guru untuk mengamati kondisi riil di Indonesia saat ini serta kegiatan-kegiatan kerjasama internasional yang tengah ataupun pernah berlangsung. Para guru diharapkan akan memanfaatkan pengalaman yang didapat untuk membangun pemahaman para murid di sekolah mereka masing-masing. Staf JICA NGO Desk menyertai delegasi pada kunjungan ke Propinsi Aceh (22 – 26 Desember) serta Jakarta. Di Aceh, bekerjasama dengan Yayasan Kana Heiwa, rombongan berkesempatan untuk mengunjungi Pemakaman Massal Korban Tsunami 2004 di Siron, berbagi pengalaman dengan para korban selamat, menyaksikan rehabilitasi pasca-bencana dan proses pembangunan kembali, mengunjungi panti asuhan dan sekolah "Kougetsu" di Peukan Bada, serta berinteraksi dengan masyarakat setempat. Di Jakarta, para guru mengambil bagian dalam lokakarya yang berjudul "Message from Tohoku: Sharing the Experience and Working for the Future" yang diselenggarakan bersama JICA, Japan Foundation dan Universitas Al Azhar Indonesia.

Photo

Photo


V. SEMINAR / WORKSHOP

28 Desember 2012
Workshop JICA – Japan Foundation – University of Al Azhar Indonesia: "Message from Tohoku: Sharing the Experience and Working for the Future"

Melalui kerjasama dengan The Japan Foundation dan Universitas Al Azhar Indonesia, NGO Desk menyelenggarakan sebuah lokakarya internasional di Jakarta bertajuk "Pesan dari Tohoku: Berbagi Pengalaman dan Berkarya untuk Masa Depan (Message from Tohoku: Sharing the Experience and Working for the Future)", di mana guru-guru SMA dari Prefektur Tohoku berbagi pengalaman mereka dengan para mahasiswa dan dosen, serta LSM yang bergerak di penanggulangan bencana. Para guru tersebut merupakan anggota delegasi Development Education Study Tour (DEST), sebuah program bagi guru sekolah Jepang di bawah pengawasan JICA Global Plaza dan bekerjasama dengan kantor perwakilan internasional JICA. Selain pengamatan terhadap situasi saat ini dan kegiatan kerjasama internasional yang aktuil di Provinsi Aceh, para guru juga berbagi pengalaman tentang aktifitas pemulihan pasca bencana di Jepang. Tohoku, khususnya, mengalami musibah terbesar akibat gempa bumi dan tsunami pada bulan Maret 2011. Pada lokakarya terlihat interaksi aktif antara para narasumber dan peserta. Melalui tukar-menukar pendapat, semua pihak diharapkan mampu menyerap nilai-nilai yang bermanfaat bagi masa depan Indonesia.

Photo

PAGE TOP

Copyright © Japan International Cooperation Agency