JICA Indonesia berbagi wawasan tentang pengelolaan banjir dan konservasi pesisir dalam The International Conference on Infrastructure 2025

2025.06.20

Pada 12 Juni 2025, Ibu Takeda Sachiko, Kepala Kantor Perwakilan JICA Indonesia, berbicara di The International Conference on Infrastructure 2025 (ICI), menyampaikan wawasan inspiratif tentang pembangunan infrastruktur perkotaan yang tangguh untuk melindungi baik manusia maupun planet, khususnya dalam aspek pengelolaan banjir dan perlindungan pesisir. Mengambil contoh dari pengalaman Jepang dalam menghadapi tantangan seperti penurunan tanah di Tokyo—yang serupa dengan Jakarta—ia menyoroti bagaimana kebijakan dan inovasi teknik, seperti sistem pasokan air yang ditingkatkan dan penegakan ketat peraturan air tanah, dapat mengendalikan penurunan tanah.

Ibu Takeda juga membagikan upaya kegiatan JICA dalam proyek pengendalian banjir di seluruh Indonesia yang saat ini sedang berlangsung, termasuk normalisasi sungai dan perbaikan drainase di beberapa kota, sambil memperkenalkan ide memanfaatkan ruang bawah tanah sebagai saluran pembuangan banjir di kawasan ekonomi yang sangat urban, solusi terdepan berdasarkan pengalaman Jepang, yang saat ini kami juga mengusulkan Manajemen Pengendalian Banjir Terpadu untuk Kawasan Urban JABODETABEK.

Dalam hal perlindungan pesisir, ia menekankan pendekatan holistik yang mengintegrasikan aspek perlindungan, pemanfaatan, dan konservasi lingkungan. Namun, proporsinya harus dibedakan, di mana langkah struktural pada aspek perlindungan harus diprioritaskan di kawasan perkotaan, sementara harmonisasi dapat lebih dipertimbangkan di kawasan regional. Ide ini sejalan dengan apa yang saat ini dilakukan JICA dalam konservasi pesisir pantai Bali melalui penambahan pasir. Selain itu, kami mengusulkan proyek-proyek baru di sepanjang pantai utara Jawa yang mengharmonisasikan prioritas-prioritas ini untuk menciptakan komunitas pesisir yang berkelanjutan dan tangguh.

Selanjutnya, Ibu Takeda menjelaskan bagaimana kolaborasi antara pemerintah dan swasta telah diterapkan dalam model Minato Mirai 21 di Yokohama, sebuah proyek yang bertujuan untuk merevitalisasi kawasan pelabuhan di bagian tengah Kota Yokohama dan menciptakan kawasan perkotaan campuran dengan fungsi-fungsi seperti perdagangan, bisnis, budaya, dan perumahan. Aspek kritis lainnya dari proyek ini adalah fokus pada pengembangan perkotaan berkelanjutan melalui desain dan infrastruktur yang mengintegrasikan pencegahan bencana, konservasi lingkungan, perlindungan garis pantai ekologi, penghematan energi, dan pengurangan emisi CO2. Pemerintah pusat dan daerah awalnya memimpin reklamasi pesisir, pengembangan lahan, dan pembangunan fasilitas dasar. Setelah selesai, penyesuaian lahan dilakukan oleh Urban Renaissance (UR), lembaga publik yang berspesialisasi dalam pengembangan perkotaan berkualitas dan proyek perumahan, yang kemudian menarik investasi sektor swasta. Sebagai penutup, Ibu Takeda menekankan bahwa untuk proyek pengembangan yang memerlukan pertimbangan cermat terhadap pengurangan risiko bencana, penting untuk memeriksa sejauh mana sektor publik dapat mempercayakan tanggung jawab kepada sektor swasta dalam partisipasinya.

JICA terus mendukung Indonesia menuju negara yang lebih berkelanjutan dan tangguh!

\SNSでシェア!/(現地語)

  • X (Twitter)
  • linkedIn
トピックス一覧(現地語)