Penandatanganan Kerjasama untuk Republik Indonesia: Proyek Mitigasi Perubahan Iklim pada Sektor LULUCF

2023.10.06

Jakarta, 22 September 2023, Japan International Cooperation Agency (JICA) menandatangani Record of Discussion (R/D) dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Republik Indonesia untuk Kerjasama Teknis “Mitigasi Perubahan Iklim pada Sektor LULUCF.”

Republik Indonesia merupakan negara dengan Kawasan hutan tropis ketiga terbesar di dunia dan negara ini memiliki 36% lahan gambut tropis, yang menyimpan karbon dalam jumlah besar. Diperkirakan bahwa jumlah emisi CO2 dari lahan gambut adalah sekitar 38% dari total jumlah emisi di Indonesia dan Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya untuk mengurangi deforestasi dan degradasi lahan melalui promosi pengelolaan lahan gambut berkelanjutan.

LULUCF atau Forestry and other Land Uses (FOLU) (berdasarkan istilah yang diadopsi dalam Pedoman IPCC tahun 2016) telah dilaporkan sebagai sumber emisi GRK yang dominan di Indonesia dan berkontribusi terhadap lebih dari 60% emisi GRK (2rd BUR, 2018 ) . Hal ini bisa saja disebabkan oleh área hutan yang luas (64% dari seluruh daratan Indonesia, ditambah dengan deforestasi, degradasi hutan, dan área yang luas dari lahan gambut yang kering. Selain itu, tingkat emisi tahunan rata-rata dari lahan gambut antara tahun 2000-2018 diperkirakan sebesar 439,8 Mton CO2e per tahun (GHG Inventory Report, 2020).

Kerjasama Teknis yang baru ditandatangani ini akan memanfaatkan hasil dari berbagai skema kerjasama yang telah dilaksanakan oleh JICA selama ini. Dengan memanfaatkan output dari kerjasama-kerjasama JICA sebelumnya, hal ini akan memperkuat kapasitas dalam pengelolaan lahan secara berkelanjutan untuk berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim guna mencapai "Nationally Determined Contribution (NDC)" (Sektor LULUCF). Kerjasama Teknis ini akan mempercepat upaya Pemerintah Indonesia dalam mencapai target NDC melalui peningkatan metodologi dalam pemanatauan emisi GRK pada lahan gambut, penerapan praktik pertanian melalui penjagaan terhadap ketinggian pada lahan gambut, dan pengembangan komponen REDD+ pada tingkat daerah (negara bagian). Selain itu, proyek ini juga bertujuan untuk memfasilitasi pengembangan kebijakan terkait inventarisasi GRK dan MRV pada sektor LULUCF.

Pada upacara penandatanganan, Okamura Kenji, Senior Representative JICA Indonesia menyampaikan, “JICA telah memperkuat kerjasama dengan Pemerintah Indonesia dalam penanggulangan perubahan iklim pada sektor kehutanan, termasuk melalui kerjasama dalam pencegahan perubahan iklim yang telah dimulai pada bulan Juni tahun ini”. Indonesia dan Jepang akan terus bekerjasama untuk mengatasi perubahan iklim di Indonesia melalui metode-metode baru”.

Pada upacara penandatanganan, Okamura Kenji, Senior Representative JICA Indonesia menyampaikan, “JICA telah memperkuat kerjasama dengan Pemerintah Indonesia dalam penanggulangan perubahan iklim pada sektor kehutanan, termasuk melalui kerjasama dalam pencegahan perubahan iklim yang telah dimulai pada bulan Juni tahun ini”. Indonesia dan Jepang akan terus bekerjasama untuk mengatasi perubahan iklim di Indonesia melalui metode-metode baru”.

Pada upacara penandatanganan, Okamura Kenji, Senior Representative JICA Indonesia menyampaikan, “JICA telah memperkuat kerjasama dengan Pemerintah Indonesia dalam penanggulangan perubahan iklim pada sektor kehutanan, termasuk melalui kerjasama dalam pencegahan perubahan iklim yang telah dimulai pada bulan Juni tahun ini”. Indonesia dan Jepang akan terus bekerjasama untuk mengatasi perubahan iklim di Indonesia melalui metode-metode baru”.

(Kiri) Mr. Agus Rusly, S.Pi, M.Si, Sekretaris Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, (Kanan) Okamura Kenji, Senior Representative JICA Indonesia

Melalui implementasi kerjasama teknis baru ini, diharapkan dapat memperkuat kapasitas dalam pengelolaan lahan secara berkelanjutan untuk dapat berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim dalam rangka mencapai NDC Indonesia pada sektor LULUCF. Rincian kerjasama adalah sebagai berikut:

Negara Republik Indonesia
Nama Kerjasama Proyek Mitigasi Perubahan Iklim pada Sektor LULUCF
Durasi 3 tahun dari tahun 2024
Badan Pelaksana Direktorat Inventarisasi Gas Rumah Kaca, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Lokasi Lahan gambut di Indonesia (secara keseluruhan) Lokasi percontohan: Kabupaten OKI di Sumatera Selatan untuk Output 2 dan Output 3, dan Provinsi Sumatera Selatan untuk Output 3.
Keluaran yang diharapkan melalui Kerjasama ini Keluaran 1: Pengembangan kebijakan dan kapasitas difasilitasi untuk mendukung inventarisasi GRK dan MRV pada sektor LULUCF di tingkat nasional dan yurisdiksi agar berkontribusi pada pencapaian tujuan NDC. Keluaran 2: Sistem pemantauan emisi GRK Tier 3 dari lahan gambut dikembangkan. Keluaran 3: Ekonomi hijau dipromosikan melalui teknik AeroHydro yang canggih. Keluaran 4: Pembentukan REDD+ yurisdiksi didukung.

Catatan:
1 Indonesia Second Biennial Update Report (BUR), 2018, https://unfccc.int/sites/default/files/resource/Indonesia-2nd_BUR.pdf .

\SNSでシェア!/(現地語)

  • X (Twitter)
  • linkedIn
トピックス一覧(現地語)