Japan International Cooperation Agency
Share
  • 日本語
  • English
  • Français
  • Espanol
  • Home
  • About JICA
  • News & Features
  • Countries & Regions
  • Our Work
  • Publications
  • Investor Relations

Berita Proyek

2010-08-31

Daerah Referensi LS di Pulau Jawa : Pelatihan Fasilitator MGMP ke 6

GambarSiswa berkolaborasi untuk bersama-sama menyelesaikan permasalahan.

Pelatihan Fasilitator MGMP Keenam telah dilaksanakan di tiga daerah referensi yaitu Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Pasuruan pada bulan Agustus. Supaya para fasilitator mendapatkan pengalaman mengenai siklus LS guna meningkatkan pembelajaran melalui refleksi dan perencanaan matang, open class dilakukan dengan guru model yang sama, materi yang sama namun dengan murid yang berbeda. Mari kita lihat pelajaran yang berlangsung di Bantul. Apa saja yang diperbaiki dari Hari 1 dan Hari 2, dan permasalahan apa yang timbul?

Di Bantul, kelas sudah dipersiapkan dengan baik karena guru model sebelumnya sudah menyiapkan power point dan model tabung dari karton untuk digunakan di dalam kelas. Namun, di hari pertama, siswa tidak memiliki kesempatan untuk menggunakan model tabung tersebut karena guru menampilkan pembentukan tabung (jaring-jaring) dengan power point, dan menjelaskan panjang keliling lingkaran alas dan tutup tabung sama dengan panjang garis horizontal sisi tabung. Jadi, tidak ada lagi yang dapat dieksplorasi sendiri oleh siswa, dan mereka juga tidak menunjukkan ekspresi wajah apa-apa. Permasalahan lainnya adalah kurangnya penjelasan untuk membuat memfaktorkan persamaan agar dapat menemukan rumusnya. Banyak siswa tidak memahami arti dari rumus tersebut dan hanya memasukkan angka-angka ke dalam rumus untuk mendapatkan jawaban yang benar tanpa memahami apa yang mereka lakukan. Masalah ini dikemukakan oleh fasilitator (guru) lain yang menjadi pengamat pada saat refleksi. Di Bantul, ada beberapa guru yang mampu menangkap inti permasalahan di dalam pelajaran, namun demikian, bukan hal mudah untuk merencanakan pelajaran, membahas dengan tepat bagian yang mana dari pelajaran yang perlu diubah dan bagaimana mengubahnya untuk dapat memecahkan permasalahan yang disampaikan di dalam refleksi. Oleh karena itu, di dalam sesi perencanaan di akhir Hari 1, Tim Ahli JICA bersama-sama dengan para guru berkumpul bersama untuk membahas bagaimana memperbaiki pembelajaran hari kedua secara terperinci. Mereka menyoroti alur pembelajaran, apa yang harusnya menjadi tujuan dan kegiatan apa yang dilakukan di tiap bagian pelajaran, latihan apa yang harus diberikan untuk siswa di tiap kegiatan, apa harus individu atau kelompok, dan bagaimana berinteraksi dengan siswa.

GambarSiswa kehilangan minat dalam pelajaran dan tidak dapat berkonsentrasi.

Pada Hari 2, guru memperkenalkan kegiatan untuk membongkar model tabung yang terbuat dari karton oleh tiap kelompok dan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja diubah sesuai dengan apa yang sudah dibahas di dalam refleksi hari sebelumnya. Namun demikian, karena tidak ada interaksi (pembahasan kelas) antara guru dengan siswa sebelum akhirnya siswa mulai membongkar model itu, seperti “berapa banyak bentuk (bangun) yang bisa kalian temukan?”, “apa saja bangunnya?”, dan “panjang apa yang kalian perlu ketahui untuk dapat menghitung luas permukaan?”, siswa tidak memahami alasan kenapa mereka harus membongkar model itu. Hasilnya, tidak ada eksplorasi dari siswa. Di dalam refleksi, Ahli JICA menyarankan untuk menggunakan pembahasan kelas. Juga, Ahli, JICA menjelaskan bahwa presentasi untuk jawaban soal latihan memakan waktu terlalu lama, dan hal itu membuat waktu yang tersisa untuk hal-hal yang lebih penting menjadi semakin sedikit, seperti penjelasan bagaimana mendapatkan rumus dan latihan dengan menggunakan rumus tersebut.

GambarSiswa berusaha mempelajari model tabung kertas.

Guru terkejut bahwa mereka harus merencanakan pelajaran dengan sangat rinci, hampir menghabiskan 2 jam, pada sesi Hari 1. Ahli JICA akan terus mengingatkan para guru bahwa sesi perencanaan akan sia-sia apabila tidak dilakukan secara mendalam seperti yang sudah mereka lakukan dalam pelatihan ini.

PAGE TOP

Copyright © Japan International Cooperation Agency