Berita Proyek

PELITA bersama Dinas Pendidikan Provinsi Banten, Kementrian Agama Provinsi Banten, dan Tim Implementasi Kab./Kota dari Kab. Pandeglang, Kab. Serang dan Kota Serang menyelenggarakan pertemuan koordinasi tingkat provinsi.

Pada pertemuan itu dibahas bagaimana meningkatkan kualitas kepala sekolah, guru, dan murid. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan dari masing-masing instansi mengenai perkembangan PSBM Mandiri. Salah satunya pelaksanaan kegiatan Lesson Study di sekolah-sekolah.

Kasi Kurikulum Dindik Pandeglang Warso mengatakan, pada 2011 Pemda Pandeglang menggangarkan sebesar Rp 380 juta khusus untuk PSBM Mandiri, dan Rp 350 juta untuk tahun 2012. "Kami mengedepankan kebersamaan antara SMP dan MTs. Dana dipergunakan untuk operasional TPK (Tim Pengembang Pendidikan Kecamatan), kegiatan peningkatan kompetensi kepala sekolah, guru dan kesiswaan," kata Warso.

Kepala Dinas Pendidikan Banten Hudaya Latuconsina memaparkan bahwa berdasarkan hasil survey, kompetensi guru di Banten masih rendah. "Kami akan mempetakan bagaimana meningkatkan kualitas guru tersebut. Kami melihat bahwa program dari JICA bagus untuk diterapkan di Banten. Saya akan mencoba menciptakan sebuah program baru berdasarkan konsep yang sudah ada" kata Hudaya.

Mr. Koji Sato, Ketua tim PELITA JICA mengatakan, rendahnya kualitas guru di Indonesia karena kurangnya motivasi dan komunikasi. Beliau menilai program sertifikasi atau pemberian uang kepada guru bukan menciptakan motivasi. "Di Jepang, guru merasa bangga dengan pekerjaannya. Komunikasi guru dan siswa berjalan dengan baik. Semangat mengajar guru tinggi. Bila guru senang mengajar maka siswanya juga akan belajar dengan senang. Untuk itu motivasi dan komunikasi itu penting," ujarnya. Diskusi lebih lanjut akan dilaksanakan dengan tim PELITA untuk membuat sebuah program baru di Propinsi Banten.