Japan International Cooperation Agency
Share
  • 日本語
  • English
  • Français
  • Espanol
  • Home
  • About JICA
  • News & Features
  • Countries & Regions
  • Our Work
  • Publications
  • Investor Relations

Berita Proyek

2012-09-03

Hadirnya Prof. Manabu Sato, Ph.D Sebagai Pembicara di Lesson Study Internasional, Jakarta

Konferensi Lesson Study Internasional dilaksanakan pada tanggal 3 September 2012 di Hotel Sultan, Jakarta. Hadir pada acara tersebut Kepala BPSDMPK & PMP, KEMENDIKBUD, Dr. Muhammad Hatta, sebagai pembuka acara ini, Acara ini dihadiri sekitar 250 peserta. Yang meliputi Dekan/Pimpinan Fakultas dari UPI, UNY, UM, UNP, UNLAM dan UNIMA. Juga dihadiri oleh Dinas Pendidikan, kepala sekolah/madrasah, guru dari Kota Serang, Kab. Serang, Kab. Pandeglang, Bandung, Sumedang, Yogyakarta, Malang, Pasuruan, Banjar Baru dan Minahasa Utara; dan sebagian mahasiswa.

Dr. Muhammad Hatta sebagai pembuka acara mengatakan permasalahan mendasar pada pendidikan kita bukan terletak pada input pendidikan, melainkan pada proses. Di dalam pendidikan terlibat manusia yang mempunyai pikiran dan perasaan. Pendidikan tidak hanya tertumpu pada hasil, tapi juga proses situ sendiri. Dalam rangka membenahi proses pendidikan diperlukan guru-guru yang professional. Pemerintah mengupayakan agara para guru menjadi tenaga pendidik yang professional. Membelajarkan siswa tidak cukup hanya memiliki keterampilan bagaimana mengajar, melainkan juga terampil bagaimana proses belajar itu dihadirkan dalam proses pembelajaran.

Proses pembelajaran hendaknya mengupayakan demokratisasi. Melalui Lesson Study, Demokratisasi akan terwujud melalui kolaborasi, saling sharing antar guru dan antar siswa. Prinsip kolegalitas antara guru-guru, guru-siswa tidak hanya berhenti sebagai wacana melainkan diterapkan dalam Lesson Study. Karena itu Pemerintah mengupayakan agar Lesson Study ke depan terus menerus dilakasanakan.

Prof. Manabu Sato, Ph.D (Profesor dari Universitas Tokyo dan guru besar di Universitas Gakushin) menyampaikan diperlukan adanya reformasi pembelajaran dalam pendidikan pendidikan komunitas belajar dan pengembangan sekolah. Prinsip Learning Community hendaknya disusun dari pelaksanaan komunikasi dialogis, yang diwujudkan dengan saling mendengar, memperhatikan suara orang lain agar tercipta suasana saling belajar. Belajar adalah dialog dengan obyek, dialog dengan orang lain dan dialog dengan diri sendiri.

Masyarakat di abad 21 sudah berubah total dibandingkan kondisi masyarakat abad sebelumnya. Pada abad 20, sekolah berkembang karena kebutuhan industrialisasi. Namun saat ini, banyak negara sdah berkembang dalam pasca industrialisasi menuju globalisasi. Dunia menjadi global, menjadi satu. Walaupun negara-negara di Asia belum menjadi satu akibat keanekaragaman lingkungan budayanya, tetapi nantinya akan menjadi satu juga.

Banyak negara yang saat ini mengalami perubahan. Sekolah pun juga harus mengalami perubahan. Dalam abad 21, kehidupan masyarakat berdasar pada ilmu pengetahuan, dimana mereka tidak hanya mengenal dan memahami ilmu pengetahuan melainkan harus dapat menerapkannya. Pendidikan hendaknya meningkatkan kesetaraan dan kualitas. Pendidikan berkualitas untuk semua orang,

Guru hendaknya selalu berupaya bagaimana memotivasi agar setiap anak tidak mengendur dalam belajar. Agar guru dapat mengajar dengan baik maka sekolah hendaknya menciptakan lingkungan belajar agar siswa dan guru dapat saling belajar. Sebaiknya guru melakukan Open Class setidaknya 3 kali dalam setahun. Karena melalui Open Class, guru dapat mengkaji proses pembelajarannya, memperoleh umpan balik dari kegiatan refleksi oleh pengamat, dan mendapatkan jalan keluar bagaimana mengupayakan agar semua siswa dapat belajar secara efektif.

Mr. Manabu Sato mengungkapkan ketika menyebarkan gagasan Komunitas Belajar melalui Lesson Study, sebanyak 1.000 sekolah didatanginya selama 15 tahun. Namun tidak menampakkan hasil. Tetapi beliau gigih tetap pada pendapatnya dan saat ini telah menampakkan hasilnya dalam mereformasi pembelajaran. Konsepnya dalam Lesson Study ini tidak hanya berkembang dinegaranya, melainkan saat ini telah diadopsi di banyak negara.

PAGE TOP

Copyright © Japan International Cooperation Agency